Dok. Thinkstock
Jakarta - Anak-anak di usia balita sering menguji
kesabaran orangtuanya dengan berbagai macam cara. Salah satunya dengan
tidak terlalu memerhatikan dan mendengar ucapan orangtuanya atau
pengasuhnya. Bagaimana agar mereka mendengarkan Anda?
Seperti
halnya orang dewasa, balita juga bisa tidak mendengarkan apa yang orang
lain bicarakan kepadanya. Padahal, pada usia tersebut, sangat penting
bagi mereka untuk mendengarkan apa yang orangtuanya arahkan. "Namun,
yang sering terjadi adalah anak-anak itu baru mulai medengarkan apa yang
kita ucapkan saat kita sudah menyuruhnya hingga sepuluh kali itupun
ketika sudah diancam dengan adanya hukuman," ujar Roni Leiderman, dekan
dari Family Center di Nova Southeastern University di Fort Lauderdale,
Florida.
Sebenarnya bukan tanpa sebab, si kecil tidak
mendengarkan apa yang Anda ucapkan. Perilaku tersebut dilakukannya
karena dia mencari perhatian orangtuanya. Oleh karena itulah sebaiknya
jangan langsung memarahi anak ketika mereka tidak juga mendengarkan
omongan Anda. Cobalah untuk mulai mengajarinya untuk memerhatian dan
mendengarkan ketika Anda ajak bicara.
Dengan mendengarkan, anak
akan paham bagaimana caranya belajar dengan lebih efektif, memerhatikan
ada atau tidaknya sinyal-sinyal bahaya, bisa lebih dekat dengan
orangtuanya, guru-gurunya, dan juga orang lain yang ada di sekitarnya
yang harus ia hormati. Ketika anak mau mendengarkan, dia juga bisa
belajar untuk berteman dengan lebih baik.
Ada banyak cara yang
dapat orangtua lakukan untuk mengajarkan si kecil keterampilan untuk
mendengar. Leidermen juga mengatakan bahwa tidak ada batasan usia kapan
seorang anak harus belajar mendengar. Anda bisa memulainya sejak dini.
Berikut ini cara efektif yang bisa dilakukan orangtua agar anak mau
belajar mendengar dan memerhatikan ucapan orang lain seperti dikutip
Baby Center:
Sejajarkan Posisi
Jika Anda
berada pada posisi yang sejajar dengan buah hati ketika mengatakan
sesuatu, akan menjadi lebih efektif dibanding melakukan hal yang
sebaliknya. Jongkok atau angkat anak agar sejajar dengan Anda sehingga
dia dapat bertatapan mata dan memerhatikan anda. Anak akan mendengarkan
orangtua mereka dengan lebih baik ketika Anda duduk bersama-sama dengan
mereka di meja makan saat memintanya untuk menghabiskan makanannya
ataupun duduk di kasur mereka ketika akan mematikan lampu kamar dan
menyurunya tidur.
Katakan Pesan dengan Jelas
Katakan
pesan Anda dengan jelas, simpel, dan penuh otoritas. Anak-anak akan
bosan, keluar dan meninggalkan topik pembicaraan yang Anda bahas
dengannya jika apa yang dibicarakan sudah terlalu panjang bagi mereka.
Sangat membingungkan bagi si kecil untuk menangkap arti dari pesan
panjang yang bertele-tele. Misalnya Anda mengatakan, "Akhir-akhir ini
sering hujan, kamu juga sedang sakit, jadi pakai jaketmu saat kita pergi
belanja". Akan lebih efektif jika anda cukup mengatakan , "Ayo pakai
jaketmu". Usahakan Anda tidak mengucapkan hal-hal yang bisa membuatnya
bisa bernegosiasi jika anak sebenarnya tidak mempunyai pilihan. Misalnya
"Masuk ke mobil sekarang, oke sayang?" Tetapi langsung saja katakan
"Ayo saatnya masuk ke mobil."
Tindak Lanjuti dengan Cepat
Katakan
dengan jelas apa yang hendak Anda katakan dan jangan membuat janji atau
ancaman yang tidak akan Anda lakukan, jika Anda mengatakan kepada anak
untuk memakan rotinyan saat sarapan, jangan biarkan dia makan cokelat
sebelumnya kemudian memarahinya karena dia kemudian jadi tidak doyan
pada rotinya. Contoh lainnya, misalnya Anda memberinya time-out saat dia
memukul teman atau orangtuanya. Pastikan Anda memang konsisten
melakukan hal itu dan usahakan pasangan sudah tahu mengenai hal ini
sehingga tidak mengintervensi.
Selain itu tindaklanjutilah segala
hal dengan cepat. Anda tidak akan mengharapkan anak baru mendengarkan
untuk tidak berlarian menyebrangi jalan setelah anda meneriakannya
sebanyak lima kali tentunya. Begitu juga jangan mengulangi
perintah-perintah yang tidak terlalu penting berkali-kali. Misalnya
ketimbang mengatakan kepada anak untuk menutup gelasnya berulang-ulang,
tuntun saja tangannya untuk menutup gelas yang diletakkannya di meja
sehingga ia tahu apa yang Anda ingin ia lakukan.
Perkuat Pesan
Ketika
Anda menyampaikan sesuatu kepada anak, lakukanlah dengan menambahkan
kegiatan lain untuk menekankannya. Misalnya ketika mengatakan, "Sudah
waktunya tidur", berikan isyarat visual seperti jentikan jari anda dan
matikan saklar lampu. Isyarat fisik seperti meletakkan tangan Anda di
bahunya agar ia mengalihkan perhatiannya dari bonekanya kepada Anda juga
bisa dilakukan. Demonstrasikan pesan Anda misalnya dengan menuntunnya
ke tempat tidurnya, menarik selimut, dan menepuk-nepuk bantalnya.
Berikan Peringatan
Berikan
anak peringatan jika Anda ingin membuat suatu perubahan yang besar.
Lakukan hal ini terutama jika ia terlihat sedang asyik bermain dengan
mainan-mainannya atau temannya. Misalnya saja, ketika Anda akan
mengajaknya pergi ke luar rumah. Katakan padanya, "kita akan pergi dalam
lima menit. Kalau kamu ibu panggil, langsung cuci tangan dan pakai
sepatu ya".
Instruksi yang Realistis
"Jika
oran tua menyuruh anaknya yang berusia dua tahun untuk meletakkan
mainannya, sudah pasti anak tersebut akan menolaknya," ujar Leiderman.
Berikan tugas yang lebih realistis seperti "Taruh blok yang kuning lebih
jauh." Lalu anda dapat membuatnya menjadi permainan yang lebih menarik
semisal "Bagus, sekarang ayo letakkan blok yang biru".
Motivasi
Berteriak
mungkin berfungsi pada beberapa anak. Namun, tidak ada seorang anak pun
yang akan menikmati proses tersebut. Kebanyakan anak-anak akan lebih
mendengarkan jika Anda menyampaikannya dengan diselingi lelucon.
Misalnya, jika Anda menyampaikannya dengan suara yang konyol ataupun
jika Anda menyampaikannya sepeti lagu.
Anda dapat mengatakan
kepada mereka, "Ini saatnya untuk sikat gigi," dengan nada lagu "London
Bridge". Dan selipkan kata - kata yang bertujuan untuk mematuhi perintah
di atas dengan aturan-aturan yang konyol. Misalnya "Setelah menyikat
gigi, kamu boleh memakai gaun favoritmu." Cara ini lebih menyenangkan
dibandingkan dengan ucapan, "Sikat gigimu atau gigimu akan bolong," atau
malah "Sikat gigimu SEKARANG!". Dan jangan lupa untuk memujinya ketika
mereka sudah menyikat giginya dengan baik.
Rasa humor yang baik,
kasih sayang dan kepercayaan Anda ketika menyampaikan sesuatu kepada
merekalah yang akan membuat anak mau mendengarkankarena mereka
mengetahui bahwa orangtuanya menyanyangi dan menganggap mereka spesial.
Ini adalah aspek yang paling penting ketika orangtua menyampaikan
hal-hal yang membutuhkan ketegasan. Memberikan instruksi yang tegas
ataupun penuh dengan otoritas bukan berarti Anda harus menjadi orang
yang pemarah. Pesan tersebut akan menjadi lebih kuat jika Anda
menyertainya dengan pelukan atau senyuman. Jadi anak belajar bahwa
memperhatikan Anda adalah sesuatu yang berharga.
Beri Contoh
Anak-anak
usia pra sekolah akan menjadi pendengar yang baik jika ia tahu bahwa
orangtuanya juga pendengar yang baik. Dengarkan anak sebagaimana Anda
ingin mereka melakukan hal yang sama terhadap Anda. Tatap ia ketika
berbicara, berikan jawaban yang sopan, biarkan anak bicara hingga
selesai tanpa mengiterupsi pembicaraannya. Meskipun misalnya ia
berbicara sangat panjang ketika Anda sedang memasak dan sangat cerewet,
cobalah untuk tidak pergi dan meninggalkannya.
sumber